Apa yang terlintas di pikiranmu ketika ditanya, ‘Politeknik mana yang terbaik di Indonesia’?”

Muhammad Aditya Ardiansyah
5 min readOct 28, 2024

--

Politeknik itu sebenarnya salah satu pilihan kuliah yang, menurutku, underrated di tengah banyaknya kampus di Indonesia. Aku sendiri nggak pernah kepikiran bakal masuk politeknik dulu waktu milih jurusan kuliah, sampai akhirnya sekarang jadi alumni dari salah satu politeknik terbaik di Indonesia.

Orang pasti langsung terpukau denger lulusan dari UI, ITS, atau ITB. Coba deh tanya ke temen-temen mahasiswa atau orang awam tentang universitas terbaik di Indonesia, mereka pasti punya jawabannya sendiri.

Tapi kalau ditanya, politeknik terbaik di Indonesia apa? Jawaban apa yang mereka akan berikan?

Asumsi sih, kebanyakan nggak akan tahu. Tapi ini cuma dugaan dari lingkungan sekitar aja sih, mungkin beda kalau ditanya ke orang lain.

Politeknik Terbaik dengan Universitas Terbaik di INdonesia versi Kemedinkbud 2024.

Menurutku, politeknik juga layak banget jadi opsi kuliah terutama buat yang pengen mendalami bidang yang butuh banyak praktik kayak teknik atau jurusan lain yang serupa. Banyak orang mikir kalau politeknik cuma menghasilkan lulusan diploma, bukan sarjana. Padahal, itu salah besar! Aku sendiri lulus dengan gelar sarjana, dan ijazah bahasa Inggrisku tertulis “Bachelor of Engineering.” Jadi, apa bedanya sama lulusan S1 dari kampus teknik lainnya?

Memang, di kampusku program diploma ditawarkan buat jenjang D3. Tapi kalau ngambil Sarjana Terapan, kamu juga bakal dapat gelar sarjana, bukan diploma. Bedanya cuma di porsi praktiknya. Misalnya, di politeknik, Sarjana Terapan punya porsi praktik lebih besar, sekitar 60:40 antara praktik dan teori.

Di universitas teknik, biasanya porsi itu seimbang, 50:50. Sementara itu, D3 bisa sampai 70% praktik. Jadi bukan berarti Sarjana Terapan lebih rendah dari S1, tapi keduanya punya pendekatan yang beda sesuai kebutuhan dan minat mahasiswa.

Di luar negeri, politeknik itu cukup umum dan banyak yang jadi pilihan untuk studi lanjut, kayak EPFL (École Polytechnique Fédérale de Lausanne) atau Politecnico di Milano, yang udah terkenal dengan program mulai dari Bachelor sampai Doctoral nya.

Pilihan Jenjang Pendidikan yang bisa di pilih di EPFL ( École Polytechnique Fédérale de Lausanne)
Jenjang pendidikan di Politecnico di Milano (Lauerea Programmes itu setara dengan Bachelor Degree nya meanwhile Laurea Magistrale Programmes itu program Master Degree nya.

Di Indonesia juga ada politeknik yang udah buka program PhD, seperti di PENS (Politeknik Elektronika Negeri Surabaya) di bidang Sistem Siber Fisik. Jadi, sebenarnya di sini pun politeknik punya banyak opsi.

Salah satu tantangan yang sering di terima dari lulusan politeknik ini adalah menganggap bahwa sarjana terapan itu setara dengan D3. Aku pernah pada saat ketika kuliah potong di salah satu barbershop dan bilang kalau “oh gak sayang mas kuliah di Politeknik, nanti berarti ambil S1 lagi ya”

Bahkan di salah satu forum di Quora pun juga mengatakan yang sama dengan hal ini “

Padahal saat itu aku sedang menempuh jenjang studi sarjana terapan yang notabene adalah sarjana in degree and diploma.

Selain itu ketika mendaftar di salah satu instansi pemerintahan lulusan sarjana terapan masih di bedakan dengan S1 sehingga opsi mendaftar itu semakin sedikit akibat perbedaan tersbut yang mana jika memang dasarnya sarjana terutama semua jurusan harusnya secara ideal nya kan tetap bisa mendaftar dan tidak mempermasalahkan hal tersebut.

Apakah ini salah dari orang yang mendaftar jurusannya? menurutku tidak ya tapi menurutku pemerintah dan institusi pendidikan punya andil besar untuk membenarkan ini. Aku tau bahwa degree itu gak akan di bawa lagi ketika kamu sudah punya experience dan skill akan tetapi jika kamu tertarik untuk masuk ke perusahaan atau instansi yang memang strict dengan degree atau gelar kuliahmu maka ini hal yang sedikit rumit juga untuk di bahas.

Intinya, Sarjana Terapan adalah versi praktis dari sarjana biasa. Kalau S1 lebih banyak fokus ke teori, Sarjana Terapan lebih banyak terjun ke praktik. Dua-duanya bagus dalam caranya masing-masing. Menurutku, Kemendikbud juga harus bantu memberikan pengakuan yang sama buat Sarjana Terapan sebagai sarjana yang setara, hanya beda fokus aja.

Balik lagi ke pertanyaanku tadi, kenapa orang banyak yang tahu universitas terbaik di Indonesia, tapi nggak tahu politeknik terbaik di Indonesia? Berdasarkan pengalamanku, sekolah — terutama SMA — nggak banyak ngasih info tentang politeknik. Mereka lebih fokus ngenalin universitas, baik negeri maupun swasta, jadi waktu itu aku pikir kuliah yang “benar” ya di universitas.

Ingat banget dulu pas SMA tahun 2015, yang dateng ke sekolah buat promosi kebanyakan dari universitas. Ini bikin aku nganggap enteng politeknik karena nggak ada info yang cukup, jadi harus nyari tahu sendiri. Ya, meski ini bagus buat melatih mandiri, tetap aja akan lebih baik kalau ada panduan tentang pilihan kuliah yang lebih lengkap.

Menurutku, awareness terhadap politeknik di zamanku itu masih kurang banget. Politeknik cenderung dipandang sebelah mata, padahal peluang dan kurikulumnya setara sama universitas, khususnya untuk Sarjana Terapan yang sebenarnya punya keunggulan dalam aplikasi ilmu di industri.

Intinya, aku cuma pengen ngasih awareness lebih banyak, terutama buat recruiter dan HR, bahwa Sarjana Terapan itu juga sarjana. Kastanya sama dengan S1, hanya aja fokusnya lebih praktis. Sementara S1 umumnya lebih disiapkan untuk teori dan riset akademis. Keduanya bagus, hanya saja beda fokus.

Salah satu dosenku pernah bilang waktu ngajar matematika teknik, “Yang membedakan S1 dan Sarjana Terapan cuma di ilmu prakteknya. S1 nggak langsung disiapkan untuk kerja; mereka diarahkan lebih ke akademis dan penelitian untuk menemukan teori-teori baru. Sedangkan Sarjana Terapan fokusnya ke ilmu yang akan langsung dipakai dalam dunia kerja.”

Akan tetapi baik Sarjana terapan dan juga Sarjana pada umumnya tetap masih butuh pelatihan tambahan seperti magang atau program seperti Kampus Merdeka, ODP, atau MT supaya lebih siap masuk dunia kerja. Program-program ini memang dimaksudkan buat nambah pengalaman praktis yang mungkin kurang di kuliah.

Semoga nanti kedepannya jenjang pendidikan ini lebih streamline lagi untuk di masa periode kepemimpinan yang baru ini sehingga lebih mudah bagi orang yang akan menentukan pilihan pendidikan bahkan bagi orang tua yang nanti nya akan menyekolahkan anaknya untuk memilih jurusan yang sesuai kebutuhan dan minat dari anak itu sendiri.

Nah, menurut kalian gimana? Udah tahu belum politeknik terbaik di Indonesia itu apa?

--

--

Muhammad Aditya Ardiansyah
Muhammad Aditya Ardiansyah

Written by Muhammad Aditya Ardiansyah

Detail-oriented UX Researcher at Kitani driving user-centered design solutions. I also set up UXR infrastructure and user-friendly research resources.

No responses yet